Beberapa bulan lalu, kakak tingkat saya pernah ngomong gini “Padahal bagus tuh untuk dikaji, kenapa ada sebagian mahasiswa yang memilih mata kuliah sesuai passion, ada juga mahasiswa yang memilih mata kuliah hanya untuk mengejar IP saja”.
Sekilas Tentang Mata Kuliah Pilihan
Ketika memasuki jurusan Psikologi, maka selama 4 Semester pertama mahasiswa akan mempelajari hal-hal dasar. Statistika, Psikologi Umum, Psikologi Kepribadian, Psikologi Perkembangan, Psikologi Pendidikan, dll. Memasuki semester 5 mahasiswa diberi kebebasan untuk mengambil mata kuliah sesuai minatnya masing-masing. Ketika memasuki jurusan Psikologi tidak ada itu pembagian minat lagi seperti ini kelas Psikologi Klinis atau ini kelas Psikologi Pendidikan. Banyak adik tingkat yang bertanya “Ini kok gak ada penjelasan mana yang termasuk Psikologi Klinis mana yang termasuk psikologi Anak, dll” ya, memang seperti itu. Harusnya hal-hal seperti itu tidak usah dipertanyakan lagi, mahasiswa yang memasuki semester 5, harus tahu mata kuliah apa saja yang nanti akan mendukung terhadap passion dia. Misal ada yang berminat terhadap Psikologi Anak, maka pilih mata kuliah yang berhubungan dengan Psikologi Anak, mulai dari Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus, Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak lalu nanti disambung tes Klinis Anak, atau ada yang berminat menekuni bidang Psikologi Industri & Organisasi, maka pilih mata kuliah yang memang mendukung passion tersebut semisal Psikologi Konsumen, Ergonomi lalu Assesment Center, misalkan.
Mulai semester ini, KRS menggunakan sistem online dan terjadilah kekacauan. Bukan kacau sebenarnya, hanya saja belum siap. Mahasiswa di fakultas saya terbiasa enak, semaunya sendiri memilih mata kuliah pilihan sesuai dengan keinginannya, tanpa peduli apakah kelas yang dipilih sudah overload apa belum. Setelah menggunakan sistem online, mahasiswa tidak bisa lagi seenaknya mengambil mata kuliah. Kuota per kelas dibatasi hanya untuk 40 mahasiswa saja. ketika dalam satu kelas sudah ada 40 mahasiswa, maka mahasiswa yang lain harus mencari jadwal mata kuliah tersebut di kelas lain. Tenang saja, jurusan Psikologi mempunyai 4 kelas per angkatan. Rata-rata per angkatan hanya mempunyai 120 – 140 orang. Jika satu kelas mempunyai kuota 40 mahasiswa, maka terdapat 160 kursi yang tersedia per mata kuliah. Artinya terdapat 20 sampai 40 kursi cadangan yang disediakan untuk mahasiswa ‘pendalaman’ :D. Tapi hitung-hitungan seperti itu hanya berlaku untuk mata kuliah wajib saja, tidak berlaku untuk mata kuliah pilihan.
Dua semester mengikuti mata kuliah pilihan, rata-rata pihak fakultas hanya menyediakan jatah satu kelas saja. Tidak heran jika satu kelas bisa berisi 40 – 60 mahasiswa. Namun bersyukur, ada juga dosen yang berinisiatif membagi kelas-kelas yang’overload’ menjadi dua bagian. Baca lebih lanjut →