Perihal Banjir Baleendah


Dan ternyata Baleendah itu nan jauh dari kostan Saya, kakak…

Ok, Saya ngekost di Kec. Cibiru Kota Bandung yang berbatasan dengan Kec. Cileunyi Kab. Bandung. Nah, untuk sampai di Bale Endah  Saya menghabiskan waktu satu  jam lebih, melewati Jalan Soekarno- Hatta, Kiara Condong, Buah Batu, Cigereleng, Bojong Soang, lainnya, lainnya dan akhirnya Bale Endah. Intinya Saya ngekost di ujung Kab. Bandung dan Saya menempuh perjalanan untuk sampai di ujung lainnya. Ok, dan ternyata jaraknya hampir sama dengan antara kostan dan rumah saya di Garut. Abaikan tentang jarak.

Ceritanya, Jum’at kemarin Teh @arrizqiya ngejarkom cari orang yang mau diajak buat baksos di Bale Endah, saya menyetujui untuk ikut, hitung-hitung ngabolang. Sabtu, @Kiranianjasmara yang bertindak sebagai ketua pelaksana ngejarkom lagi suruh kumpul di Sekre senat jam 8 pagi. Saya datang ke Sekre jam 08.15 dan taraaa di sekre belum ada siapa-siapa -_-.

Jam 08.35 datang @Psychanov, juga @C_eum nah akang-akang ini (Eh saya panggilnya apa ya? Akang? Uda? Atau? Soalnya 2 orang ini yang satu orang Padang, yang satu lagi orang Medan) yang nantinya bertugas ‘mengawal’ kita :D. jam 08.50 @Kiranianjasmara beres-beres barang bantuan, saya sama @Psychanov belanja makanan ringan buat anak-anak. 09.30 semua sudah kumpul Saya, @Psychanov, @C_eum, @Kiranianjasmara, @Novanditta23, @n_m_f  juga ada the Nela, mahasiswa Psikologi juga relawan @kampuspeduli. Karena kita janjian untuk koordinasi  dengan tim @kampuspeduli lainyya di posko Tagana (Taruna Siaga Bencana) jam 11.00 maka jam 10.00 kita sudah berangkat.

Ternyata, persaudaraan itu memang indah ya, punya saudara sesuku di kampung orang itu ternyata banyak manfaatnya J. Ceritanya kita nyari angkot yang bisa di-booking buat nganter kita sampai Bale Endah, a @C_eum yang orang Medan ini yang bertugas nyariin mobil buat kita, akhirnya ketemulah angkot yang bisa di-booking dengan harga miring karena ternyata bapak sopir angkotnya itu orang Sumatera (berarti saudaraan sama @Psychanov juga @C_eum) dari perbincangan kita di jalan bapak ini bermarga Sinaga. Sampai di Cigereleng, bapak ini bantu kita nyari angkot lain buat sampai di Posko Tagana. Dan ternyata tali yang paling kuat itu, tali persaudaraan, minimal tali saudara sesuku :D. Mungkin bapak ini baik banget karena liat @Psychanov atau @C_eum yang sama-sama orang Sumatera. Ini bukan Rasis loh :D.

Jam 11 lebih akhirnya kita sampai di Posko Tagana, dan disambut oleh akang-akang yang super baik. Kesan pertama datang ke posko sana?? Wow keren, ini adalah kali pertama saya datang ke Bale Endah, dan ini juga kali pertama saya tahu tentang Tagana (Taruna Siaga Bencana), Saya kira Tagana hanya ada di Kabupaten Bandung saja tenyata Tagana ini adalah program dari Departemen Sosial, yang menjadi relawan Tagana adalah masyarakat di Kabupaten tersebut. Wow, kemana aja saya baru tahu kalau kemsos punya program keren kaya gini. Untuk tahu lebih jauh silakan gugling aja tentang Tagana J. Btw, di Garut ada Tagana gak sih?

Nah, setelah istirahat, ngobrol, pendataan dan lain-lain, akhirnya datang 4 orang relawan @kampuspeduli. Habis Dzuhur kita koordinasi antara @smf_psiuinsgd, @kampuspeduli juga tim Tagana. Setelah koordinasi kita putuskan fokus bakti social kita adalah Trauma healing kepada anak-anak. Kita berangkat dari posko Tagana menuju posko pengungsian menggunakan ambulans dari @ACTforhumanity, iya saya gak salah ketik kita pakai ambulans. Juga dikawal sama tim Tagana yang menggunakan mobil rescue ACT juga motor. Saya baru tahu kalau @ACTforhumanity itu bekerjasama dengan Tagana Kab. Bandung untuk membantu korban Baleendah. Di sini ada kejutan lain, saya dulu tahu kegiatan @ACTforhumanity hanya dari twitter, kemarin-kemarin saya juga sempat mantau kegiatan ACT di Baleendah juga lewat Twitter, dan sekarang kami baksos dibantu tim ACT itu rasanya? Rasanya keren aja sih, ternyata apa yang saya saksikan di dunia maya bisa saya rasakan juga di dunia nyata J.

Jam 1 siang kita sampai di Rusun (Rumah susun) yang dijadikan posko pengungsian. Menurut informasi rusun ini dibangun oleh pemerintah Kab. Bandung untuk korban banjir. Rusun ini terdiri dari 3 gedung. Masing-masing gedung terdiri dari 3 lantai. Pokoknya rusun ini mewah lah (Kalau dilihat dari jauh sih) mirip apartemen. Kata teman-teman saya sih lebih mewah rusun ini daripada gedung rektorat kampus saya #eh. Rusun ini masih baru dan belum diresmikan (tapi sudah rusak) rencananya rusun ini hanya diperuntukan untuk korban banjir saja rusun ini berformat Rusunawa (rumah Susun Sederhana sewa), artinya peruntukan rusun ini hanya untuk warga korban banjir dan hanya bisa disewa ketika banjir melanda saja. Ok, saya juga mengernyitkan dahi dengan penjelasan dari pihak kelurahan yang demikian -_-. Jadi ini rusun kalau musim kemarau sayang atuh yah?. Kesannya saya kepo banget ya? Gak apa-apa sih tugas saya kan memang Kepo :D.

Ok, turun dari mobil dan turun juga air dari langit. Konsep kegiatan kita  yang awalnya akan menggunakan lapangan sebagai pusat kegiatan kita pindahkan kegiatan ke titik lain, yaitu di gedung 3. Di gedung 3 ini sudah ada tim @DMCdompetdhuafa (Disaster Management Center Dompet Dhuafa). Tim kita datang bersamaan dengan selesainya kegiatan dari dompet Dhuafa. Akhirnya kita manfaatkan kondisi anak-anak yang sudah berkumpul tersebut untuk memulai langsung kegiatan kita. Ada sekitar 120-an anak-anak yang berdiri sendiri. Iya, saya bilang berdiri sendiri, karena ternyata banyak juga ibu-ibu yang berdiri di sekeliling kita sambil menggendong anak-anaknya. Jadi, jika dihitung jumlah anak-anak yang berdiri sendiri ini juga yang digendong ibu-ibunya itu hampir 150-an anak.

@Kiranianjasmara juga @C_eum menjadi koordinator Trauma Healing anak-anak yaa… ngajak anak-anak katarsis sambil nyanyi-nyanyi juga main gitu lah. Tim dari Psikologi UIN juga dari @kampuspeduli yang mendampingi anak-anak. Tim dari @DMCDompetDhuafa, @ACTforhumanity juga Tim Tagana bertugas mengawal, mengkoordinasi warga juga memonitor  kegiatan kita J. Kerenkan kita pengawalnya banyak banget. Setelah pembagian Snack kegiatan Trauma Healing kita hentikan sejenak. Ngasih kesempatan untuk relawan juga anak-anak untuk Shalat.

Ba’da Ashar acara dilanjut, kali ini acara dilanjut di lapangan. Sementara anak-anak main. Saya ngobrol sama ibu-ibu dari obrolan itu saya tahu ternyata banjir di Baleendah itu mencapai ada yang mencapai 2 meter, banjir ini sudah melanda Baleendah sejak beberapa tahun lalu.

“Neng, dulu mah banjir teh gak pernah sampe 2 meter paling juga banjir di jalan raya aja gak pernah masuk rumah. Tah neng kata ibu mah banjir jadi gede gini teh semenjak Citarum diluruskan kan dulu mah neng Citarum pas masih belok mah belum diluruskan gak pernah banjir gede gini”

Saya hanya tersenyum gak ngerti maksudnya Citarum diluruskan itu gimana? Haduhh saya belum browsing sejarah Citarum nih J.

“Tah neng bapak mah pernah neliti eta di Citarum, Bapak sengaja nongkrong di Citarum 1 orang buang sampah 2 kantong kresek, dari jam 8 sampai jam 4 sore ada sekitar 120 kantong kresek yang dibuang ke Citarum. Terus neng bapak mah pernah nyebrang sungai Citarum, nyebrangnya Cuma jalan kaki nginjek sampah, da itu mah neng sampahnya padet pisan. Pantes aja atuh Neng bisa sampai banjir kayak gini airnya juga ke hambat sampah. Tah matak ayeuna mah Bu, oge Neng, matak naon sampah diduruk tong dibuang ka sungai tah mun banjir kieu saha nu rugi. Tuh nya tingali ieu(sambil nunjuk tumpukan sampah) matak naon diduruk lain ditumpukeun kieu” Kata pegawai kelurahan.

Jleb, ngomongin soal sampah plastik saya merasa tersindir sebagai anak kostan. Ok, perihal ini saya omongin di postingan yang lain.

Setelah beres berbincang waktu itu sekitar jam 5 lebih  saya menyusul tim lain untuk bergabung dengan anak-anak. Selain Trauma Healing ada juga pembagian doorprize dari @kampuspeduli. Sekitar jam 6 maghrib semua kegiatan selesai. Acara ditutup oleh tim Tagana. Lalu setelah do’a acara sekunder lainnya apalagi kalau bukan foto-foto juga pamitan dengan warga yang ada di sana.

Banyak banget pengalaman yang bisa diambil. Kerennya bertemu relawan-relawan yang dulu Cuma saya tahu lewat twitter aja, tahu keadaan warga Baleendah yang dulu Cuma saya tahu lewat Linimasa aja, dan sekali lagi ternyata bertemu dengan orang baru itu menyenangkan kakak… Untuk kesekian kalinya glossophobia pergi hush.. hush..

Terakhir, mari jaga lingkungan kita, minimal gak malas beresin kamar kostanlah 🙂

“Jangan buang sampah sembarangan”.:)

600729_2899162774211_569819749_n 535805_2899178494604_1906014104_n  71422_2899161974191_145890009_n 3519_2899181174671_522020467_n

4 pemikiran pada “Perihal Banjir Baleendah

  1. Alhamdulillah masih banyak yang peduli ya. Semoga aja permasalahan banjir di bale endah bisa segera selesai dan gak berulang terus setiap hujan.

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.